Jakarta, CNN Indonesia — Selama ini rokok atau produk tembakau diyakini sebagai sumber penyakit bagi tubuh manusia. Kandungan zat nikotin dalam tembakau dianggap zat beracun yang berbahaya.
Namun, sebuah klinik pengobatan alternatif di Jakarta justru menggunakan tembakau sebagai metode penyembuhan. Di klinik itu, tembakau menjadi media terapi yang dipercaya bisa menyembuhkan beragam keluhan penyakit.
Klinik yang disebut Griya Balur itu tersamar lewat sebuah rumah tua. Lokasinya di bilangan Otista, Jakarta Timur. Letaknya persis di tepi jalan utama. Namun, tidak mudah menemukannya.
Tidak ada papan nama sebagai penanda. Wadah praktik terapi balur itu bahkan sama sekali tak tampak seperti klinik. Hanya bangunan tua dengan beberapa mobil yang terparkir di halaman depannya.
Masuk ke bagian dalam rumah, ada lorong yang harus dilewati menuju tempat praktik. Di kanan kirinya, terpajang sekumpulan kliping dari media massa yang mengulas terapi balur ini.
Kliping itu tampak tak terawat. Kertas korannya sudah menguning.
Segala kesan tua dan suram langsung sirna saat sampai di halaman belakang. Halaman yang disulap menjadi tempat praktik itu diwarnai interior nan asri. Berbagai tanaman menghiasinya.
Di sana, tersedia pula kursi-kursi tempat para pengunjung duduk mengantre. Selain itu, ada pula tujuh kamar terapi. Terapisnya sendiri berjumlah tujuh orang. Sebagian besar perempuan paruh baya.
Kamar terapinya tidak cukup luas. Ukurannya sekitar 3×4 meter. Di dalamnya hanya ada satu ranjang yang muat untuk satu orang dewasa. Bentuknya khusus, dibuat dari tembaga.
“Ranjang tembaga ini terhubung dengan kabel yang masuk ke dalam tanah. Ini bisa menarik keluar partikel merkuri di dalam tubuh,” ujar Yuni, salah satu terapis.
Terapi pengasapan pasien
Proses terapi balur pun dimulai. Itu memakan waktu selama kurang lebih dua hingga tiga jam.
Pertama, pasien diwajibkan menanggalkan seluruh busana. Yang boleh disisakan hanya celana kolor atau kain untuk menutupi bagian vital. Lalu, pasien harus meminum asam amino cair. Fungsinya mengumpulkan seluruh radikal bebas dalam tubuh.
Setelah ‘ritual’ itu, pasien berbaring di atas ranjang tembaga. Pasien diguyur air hangat, lalu dibaluri ramuan-ramuan tradisional seperti kopi, air kelapa, garam, dan lainnya.
Selama proses pembaluran, terapis meniupkan asap rokok ke dalam lubang-lubang tubuh pasien seperti telinga, hidung, termasuk dubur. Caranya, menggunakan batang tembakau dan alat khusus yang berbentuk selang.
Rokok yang digunakan untuk mengasapi tidak sembarangan. Proses itu menggunakan rokok divine. Itu merupakan produk terapi yang dikembangkan oleh Griya Balur. Selama proses pembaluran, tak kurang dari 30 batang rokok divine dihabiskan.
Selain itu proses pengasapan tubuh pasien juga menggunakan alat seperti ketel bercerobong. Ketel mengeluarkan asap tembakau yang memenuhi ruang klinik guna proses detoksifikasi.
Selanjutnya, seluruh tubuh pasien dibalut kain kasa dan dilapisi alumunium foil selama sekitar 20 menit. Alumunium foil bisa menjadi media untuk mempercepat ekskresi radikal bebas yang bermuatan listrik.
Selama dibalut alumunium foil, pasien juga diguyur air hangat untuk memperbesar pori-pori kulit. Dengan begitu, racun dalam tubuh lebih cepat keluar.
Air hangat masih diperlukan untuk mengakhiri proses pembaluran. Bila tak kuat mandi karena lemas, terapis bisa membantu memandikan pasien.
Menurut Yuni, selama proses pembaluran pasien akan mengalami reaksi yang beragam. Selain berkeringat deras, pasien biasanya akan merasa ingin buang air besar dan buang air kecil.
Untuk itu, di setiap kamar terapi pasti disediakan toilet dan kamar mandi agar pasien bisa langsung membuang kotoran.
Setelah selesai menjalani terapi balur, pasien kembali diminta mengisap rokok divine. Disediakan pula segelas air kopi telur racikan Griya Balur. Air kopinya harus diminum dalam satu tegukan. Sebagai penawar, disediakan air putih yang telah dibubuhi vitamin C cair.
(Lihat juga: Ular Tangga Kehidupan Perokok)
Termasuk artis dan pejabat
Salah satu pengunjung yang ditemui, Intan (40), mengungkapkan dirinya merasa lebih bugar setelah menjalani terapi balur ini. Ia sendiri mengaku telah beberapa kali berkunjung ke klinik Griya Balur.
“Pertama kali memang mual-mual, tapi sesudah terapi badan rasanya jadi segar kembali,” katanya.
Menurut Yuni, beberapa artis ternama dan pejabat juga pernah datang ke klinik untuk menjalani terapi balur.
“Waktu salah satu pejabat kepolisian terapi, banyak bawa pengawal ke sini,” ujarnya. Yuni menambahkan, ada pula dokter yang membawa pasiennya untuk menjalani pengobatan alternatif dengan terapi balur.
Untuk satu kali sesi terapi, pasien dikenakan tarif Rp 300 ribu. Bila dalam masa pengobatan penyakit berat seperti kanker, pasien dianjurkan menjalani terapi balur lima kali seminggu tanpa putus, selama minimal satu bulan penuh.
Biaya Rp 300 ribu bisa bertambah saat kunjungan pertama. Sebab sebelum menjalani terapi, pasien harus terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter.
“Kalau kunjungan pertama biasanya habis sekitar Rp 600 ribu, sudah termasuk biaya konsultasi dokter, terapi, rokok divine, dan obat lainnya,” kata Aziza, karyawan Griya Balur.
Komentar dokter
“Perlu evidence based untuk hal-hal seperti itu,” tutur Tribowo Tuahta Ginting, psikiater dari Klinik Berhenti Merokok RSUP Persahatan, Jakarta, saat berbincang dengan CNN Indonesia, Rabu (5/11).
Prinsipnya, lanjut Tribowo, jika terapi berhenti merokok masih berbentuk bakaran dan diisap, akan tetap ada faktor bahaya dan efek lanjutan dari bakaran tersebut.
“Seperti pada makanan sate yang dibakar, karena dibakar arangnya itu kan berbahaya untuk tubuh,” kata Tribowo menambahkan.
Menurut Tribowo, berhenti merokok memang sulit dilakukan bagi orang yang belum memiliki niat. Ditambah lagi, ada beberapa faktor yang makin menyulitkan usaha perokok untuk berhenti. Meski begitu, sulit bukan berarti tidak mungkin.
“Niat berhenti merokok harus ada. Kalau sudah ada akan terasa mudah,” ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
“Kalau niat banget, satu hari bisa berhenti merokok. Tapi ada juga yang sampai dua atau tiga bulan program baru berhasil. Tapi kalau karena terpaksa, biasanya akan balik merokok lagi,” kata Tribowo menuturkan.
Leave a Reply